-->

Notification

×

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

SD Muhammadiyah 1 Bangkalan Luncurkan Buku Berbahasa Madura Karya Siswa Kelas 6

Sabtu, 24 Mei 2025 | Mei 24, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-24T14:05:17Z


Bangkalan, - SD Muhammadiyah 1 Bangkalan menggelar acara peluncuran buku berbahasa Madura yang ditulis oleh seluruh siswa kelas 6 sebagai bagian dari tugas akhir mereka menjelang kelulusan. Buku ini menjadi karya kolaboratif yang memuat kisah-kisah nyata seputar aktivitas dan pengalaman siswa selama bersekolah di SD Muhammadiyah 1 Bangkalan.


Dengan menggunakan bahasa Madura sebagai bahasa pengantar, setiap siswa menuliskan cerita pribadi yang mencerminkan keseharian mereka, mulai dari proses belajar, kegiatan keagamaan, hingga momen-momen lucu dan mengharukan bersama teman-teman dan guru. Buku ini tidak hanya menjadi media ekspresi, tetapi juga bentuk konkret pelestarian bahasa daerah di kalangan generasi muda.


Kepala SD Muhammadiyah 1 Bangkalan, Ibu Isrotul Sukma, mengungkapkan rasa bangganya atas karya para siswa. “Buku ini adalah bukti bahwa anak-anak kita mampu berkarya dan mencintai budayanya. Mereka tidak hanya menulis, tetapi juga menyuarakan identitas dan pengalaman hidup mereka dalam bahasa yang lahir dari tanah kelahiran,” ujarnya.


Acara peluncuran berlangsung dengan meriah dan hangat. Peluncuran buku ini dilakukan pada saat acara haflah akhirsanah yang dihadiri oleh para guru, orang tua, dan tamu undangan yang  memberikan apresiasi tinggi terhadap karya tersebut.


Melalui buku ini, SD Muhammadiyah 1 Bangkalan tidak hanya mendidik anak-anak secara akademis, tetapi juga mengajarkan nilai budaya, literasi, dan kebanggaan terhadap bahasa ibu.


Setelah resmi diluncurkan, buku berbahasa Madura karya siswa kelas 6 SD Muhammadiyah 1 Bangkalan ini rencananya akan didistribusikan ke berbagai sekolah dasar di wilayah Bangkalan sebagai bahan inspirasi literasi berbasis budaya lokal. Tak hanya itu, sekolah juga berupaya menjalin kerja sama dengan Dinas Pendidikan dan lembaga kebudayaan agar karya tersebut dapat menjadi contoh praktik baik dalam pendidikan karakter dan pelestarian bahasa daerah.


Pihak sekolah berharap, melalui publikasi buku ini, akan tumbuh semangat serupa di kalangan pelajar dan pendidik lainnya untuk menjadikan bahasa daerah sebagai media belajar yang hidup, membumi, dan menyenangkan.


Redaksi beberapa media lokal juga telah menyatakan ketertarikannya untuk mengulas buku ini, sekaligus mewawancarai beberapa siswa penulis sebagai bentuk apresiasi terhadap kreativitas dan kecintaan mereka terhadap budaya Madura.


“Kami ingin menunjukkan bahwa pelestarian bahasa tidak harus menunggu dewasa. Anak-anak bisa jadi pelopor, dan karya mereka bisa menjadi media yang menyentuh hati banyak orang,” tambah Ibu Isrotul Sukma.


Dengan semangat ini, SD Muhammadiyah 1 Bangkalan menegaskan komitmennya menjadi sekolah yang tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga dalam membangun karakter dan identitas budaya siswa sejak dini.


Yang istimewa, proses penulisan buku ini dibimbing langsung oleh salah satu Budayawan Madura terkemuka, Bapak RM. Agus Suryoadikusumo. Beliau turut memberikan arahan dalam penggunaan bahasa Madura yang baik, struktur penulisan cerita, serta menyisipkan nilai-nilai budaya lokal yang memperkaya isi buku.


“Anak-anak ini luar biasa. Mereka bukan hanya menulis pengalaman pribadi, tapi juga turut menjaga warisan budaya Madura lewat tulisan. Saya merasa terhormat bisa mendampingi mereka,” ujar Bapak RM. Agus Suryoadikusumo dalam wawancaranya pada acara peluncuran hari ini.


Buku ini menjadi bukti bahwa pelestarian bahasa daerah dapat dilakukan dengan cara yang kreatif dan membumi, dimulai dari ruang kelas dan melalui tangan anak-anak. Setiap siswa menulis satu kisah dengan bahasa Madura yang lugas dan menyentuh, mencerminkan suasana kehidupan di lingkungan sekolah yang sarat nilai keislaman, kebersamaan, dan pembentukan karakter.


Kepala SD Muhammadiyah 1 Bangkalan, Ibu Isrtoul Sukma, menyampaikan rasa bangga atas kolaborasi yang terjalin. Di Muhammadiyah jangan tanya harga tapi tanyalah kwalitas. 


“Bimbingan dari Bapak Agus menjadikan karya ini lebih bermakna. Ini bukan sekadar buku tugas akhir, tapi juga jejak budaya yang lahir dari tangan anak-anak Madura,” jelasnya.

(Red/Arif)

×
Berita Terbaru Update